Kamis, 16 April 2015

LAPORAN PRAKTIKUM (KIMDAS) TITRASI ASAM BASA :- TRIE WIDIARTI

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
TITRASI ASAM BASA



TRIE WIDIARTI
CBA 114 053
KELOMPOK
X


LOGO UNPAR statuta baru 2014a-rsz 240x240 (1).png

                                                        







JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2015

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

TITRASI ASAM BASA











Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikum pada:
Hari         :. . . . . . . . . .
Tanggal   :. . . . . . . . . . 2015













ASISTEN PRAKTIKUM




KAHPIANNOR
CAA 113 036




DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN                                                                                i
DAFTAR ISI   ..................................................................................................... ii 
I.         PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang  ...................................................................................... 1 
1.2.   Tujuan                                                                                                      3 

II.      TINJAUAN PUSTAKA
2.1.   Pengertian Titrasi.................................................................................... 4 
2.2.   Pengertian Asam dan Basa                                                                      4 

III.   BAHAN DAN METODE
3.1.   Tempat dan Waktu  ............................................................................... 6 
3.2.   Bahan dan Alat                                                                                        6
3.3.   Cara Kerja                                                                                                 6

IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.   Hasil Pengamatan  .................................................................................. 8
4.2.   Pembahasan ...........................................................................................  8 

V.      PENUTUP
5.1.   Kesimpulan  ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN



I.           PENDAHULUAN

1.1.       Latar belakang
Praktikum kimia dasar dengan materi  Titrasi asam basa, dalam pengertian titrasi asam basa di bagi menjadi tiga menurut para ahli yaitu :  a). Teori Arrhenius Pada tahun 1886, Svante August Arrhenius, seorang ilmuwan dari Swedia menyatakan teori tentang asam dan basa. Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang menghasilkan ion hydrogen apabila terlarut dalam air, sedangkan basa didefinisikan sebagi zat yang menghasilkan ion hidroksida jika dilarukan dalam air. Jadi teori ini haya terbatas pada pelarut air saja. Jika pelarutnya bukan air dan zat yang terurai tidak mengandung hydrogen dan hidroksida, teori ini tidak berlaku. Contoh reaksi yang tidak dapat dijelaskan dengan teori Arrhenius yaitu : N ¬ H3 + HCl ---> NH4Cl Reaksi tersebut tidak melibatkan adanya H+ dan OH-. Proses terurainya zat menjadi ion-ion disebut ionisasi; b). Teori Bronsted dan Lowry Pada tahun 1923, Johannes Nicolaus Bronsted, seorang kimiawan dari Danmark dan Thomas Martin Lowry, yang juga seorang kimiawan dari Amerika Serikat mendefinisikan tentang asam basa.  Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah spesi yang memberikan (donor) proton, sedangkan basa adalah spesi yang bertindak sebagai penerima proton dalam suatu reaksi transfer proton.  Teori Bronsted dan Lowry melengkapi konsep asam basa Arrhenius. Ion hidroksida dalam teori Arrhenius tetap menjadi asam dalam teori Bronsted dan Lowry.  Ion hidroksida ini menerima ion hydrogen membentuk H¬2O.  Teori Bronsted dan Lowry ini memiliki keleman tidak dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton;  dan c).  Teori Lewis Pada tahun 1923, Gilbert N. Lewis seorang kimiawan dari Amerika Serikat mendfinisikan asam basa berdasarkan teori ikatan kimia. Menurut Lewis, asam adalah penerima (akseptor) pasangan electron bebas.  Sementara itu, basa adalah pemberi atau donor pasangan electron bebas. Teori asam basa lewis lebih luas pengertiaannya dibandingkan dengan dua teori sebelumnya. Spesi apapun yang dapat menerima pasangan electron bebas disebut asam Lewis. Contoh asam Lewis yaitu H+, B2H6, BF6, AlF6, Fe2+, Cu2+, dan Zn2+.  Suatu spesi tidak selalu menyediakan orbital kosong untuk menjadi asam Lewis. Spesi beruba molekul atau ion yang mendonorkan pasangan electron bebasnya disebut basa Lewis. Contoh ion halide (Cl-, F-, Br- dan I-), NH3, OH-, H2O senyawa yang mengandung unsure N, O atau S senyawa golongan eter, keton dan CO2. Pada tahun 1886, Svante August Arrhenius, seorang ilmuwan dari Swedia menyatakan teori tentang asam dan basa. Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang menghasilkan ion hydrogen apabila terlarut dalam air, sedangkan basa didefinisikan sebagi zat yang menghasilkan ion hidroksida jika dilarukan dalam air. Jadi teori ini haya terbatas pada pelarut air saja (Arham, 2013)
Indikator asam-basa adalah senyawa halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25° Celsius, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. Di bawah nilai tersebut larutan dikatakan asam, dan di atas nilai tersebut larutan dikatakan basa. Kebanyakan senyawa organik yang dihasilkan makhluk hidup mudah melepaskan proton (bersifat sebagai Asam Lewis), umumnya Asam Karboksilat dan Amina, sehingga indikator asam-basa banyak digunakan dalam bidang kimia hayati dan kimia analitik. Mekanisme perubahan warna oleh indikator adalah reaksi asam-basa, pembentukan kompleks, dan reaksi redoks (Zaid, 2008)
Kegunaan larutan asam  Selain asam ada juga senyawa basa dikenal dalam kehidupan sehari-hari seperti aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida yang terdapat pada obat maag dan kalsium hidroksida atau air kapur.
Larutan asam dan basa dapat dibedakan melalui pengujian dengan indikator. Indikator yang sering digunakan adalah lakmus merah dan lakmus biru. Asam-basa juga dikenal di bidang pertanian dan lingkungan hidup yaitu berkaitan dengan pH atau derajat keasaman tanah atau air.  Pengukuran pH dapat dilakukan dengan indikator universal. Kata ”asam” berasal dari bahasa Latin “acidum” atau “acid” dalam bahasa Inggris. Kata asam ini dikaitkan dengan rasa asam dari senyawa-senyawanya. Lawan dari asam yaitu ”alkali”, kata ini berasal dari bahasa Arab yang berarti abu tanam-tanaman. Senyawa alkali lebih dikenal dengan nama basa. basa dapat bereaksi dengan asam membentuk garam.  Banyak contoh garam yang digunakan dalam kehidupan.  Yang paling sering digunakan adalah garam dapur atau natrium klorida.  Pada bahasan berikutnya akan diuraikan tentang larutan asam, basa, dan garam serta indikator asam basa.
Larutan asam, basa, dan garam memiliki sifat yang berbeda.  Hal ini dapat diamati melalui suatu percobaan dengan menggunakan indikator atau dengan mempelajari rumus dan reaksi-reaksinya.  Salah satu cara yang paling mudah untuk membedakan sifat larutan asam dan basa yaitu  dengan menggunakan  lakmus merah dan lakmus biru.
Selain dengan indikator kertas lakmus, identifikasi larutan asam basa bisa digunakan fenolftalein. Dalam kehidupan sehari-hari basa sering digunakan sebagai bahan pembuatan shampo (sampo) bersama-sama dengan lemak atau minyak. Selain itu di bidang kesehatan, Aluminium hidroksida digunakan sebagai bahan obat sakit perut (maag), magnesium hidroksida untuk bahan obat pencahar. Sabun yang kita gunakan bisa dibuat dari basa natrium hidroksida (Anonim, 2014)

1.2.        Tujuan
Tujuan praktikum Kimia Dasar dengan materi Titrasi Asam Basa adalah:
a.    Mengetahui cara titrasi
b.    Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi suatu larutan.




II.       TINJAUAN PUSTAKA

2.1.     Pengertian titrasi
Titrasi atau titrimetri adalah  analisa kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan dianalisis. Larutan dengan konsentrasi yang diketahui tersebut disebut larutan standar. Bobot zat yang hendak dianalisis dihitung dari volume larutan standar yang digunakan serta hukum stoikiometri yang diketahui. Untuk memperoleh larutan standar, perlu dilakukan proses standarisasi sebelum melakukan analisa konsentrasi larutan yang ingin dianalisa. Secara umum, larutan standar ada dua jenis. Pertama, larutan standar primer yang menjadi acuan dalam proses standarisasi. Kedua, larutan standar sekunder, yaitu larutan standar yang akan distandarisasi dan lebih lanjutnya akan digunakan untuk proses analisis sampel. Standarisasi perlu dilakukan, karena larutan standar sekunder biasanya bersifat tidak stabil jika disimpan dalam waktu yang lama. Sedangkan larutan standar primer yang dipilih biasanya memiliki sifat stabil jika disimpan dalam waktu yang lama, misalnya saja tidak higroskopis sehingga konsentrasinya tidak mudah berubah (Anoim, 2012)

2.2.        Pengertian titrasi asam dan basa
Titrasi asam basa menurut pengertian adalah proses menetralkan larutan yang tidak diketahui (UNKNOWN) dengan cara meneteskan (titrasi) suatu asam kuat dan basa kuat yang telah diketahui konsentrasinya kedalam larutan UNKNOWN tersebut. Penetralan merupakan kata kunci yang harus dipahami dalam titrasi jenis ini dimana io hidrogen yang menyebabkan suatu larutan bersifat asam bereaksi dengan ion hidroksida yang dalam suatu menyebabkan suatu larutan bersifat basa sehingga membentuk suatu molekul air. Sehingga untuk mengetahui konsentrasi sampel UNKNOWN yang bersifat basa, maka standar yang digunakan untuk proses titrasi adalah standar asam (Metode ini lebih jauh dikenal dengan istilah asidimetri), demikian juga sebalikanya standar basa digunakan untuk mengetahui konsentrasi sampel UNKNOWN yang bersifat basa (yang dikenal dengan istilah alkalimetri). Biar tidak bingung mari kita gambarkan dengan contoh secara langsung : Jika misalnya suatu larutan tak dikenal bersifat asam dan kita titrasikan dengan menggunakan basa kuat NaOH yang konsentrasinya sudah diketahui, katakanlah 0.5 M. pH larutan yang tak dikenal tersebut akan perlahan lahan meningkat. Dan pada titik akhir, ketika asamnya dinetralkan, pH meningkat dengan cepat yang ditandai dengan perubahan warna dari suatu indikator kimia. Dari hal tersebut diatas kita bisa mencari berapa ekuivalen yang ada dalam larutan awalnya. Misalnya kita anggap 50 ml larutan asam tak dikenal tersebut menetralkan 9.3 ml NaOH. Maka ion hidroksida yang dikonsumsi adalah : (0.0093 L) x (0.5 mol/L) = 0.0047 mol Jadi terdapat 0.0047 ekuivalen asam dalam 50 ml larutan UNKNOWN tersebut atau 0.094 ekuivalen (0.0047 x 1.000 / 50) dalam 1 liter. Perlu diingat bahwa dalam suatu titrasi asam basa pH tidak perlu 7 pada titik akhir. Dengan kata lain titrasi bisa jadi berakhir dengan garam yang memiliki sifat asam / basa (Winanti,2012)



III.        BAHAN DAN METODE

3.1.       Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Kimia Dasar dengan materi Titrasi Asam Basa dilaksanakan Pada hari Rabu, Tanggal 01 Mei, pukul 13.00-14.40 WIB. Di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertania, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

3.2.        Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum kimia dasar dengan materi titrasi asm basa adalah: Bahan yang digunakan yaitu: NaOH 0,1 N 50 ml, Phenolphtelein 3 tetes,Aquades 5 ml, HCL 20 ml, dan Kertas saring.
Alat yang digunakan yaitu: Buret 1 buah, corong, botol semprot 1 buah, pipet gondok 10 ml 1 buah, gelas kimia 250 ml 1 buah, dan gelas erlenmayer 250 ml 2 buah.

3.3.        Cara kerja
Cara kerja yang di lakukan dalam praktikum Kimia Dasar dengan matri Titrasi Asam Basa ada dua cara yaitu:
3.3.1. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N
Dalam pembuatan larutan NaOH 0,1 N ada beberapa tahap yaitu:
a.    Ditimbang secara teliti 0,4 gram butiran NaOH menggunnakan kaca arloji.
b.    Pindahkan NaOH dari gelas arloji ke dalam gelas beker yang telah berisi larutan 20-25 ml aquades hangat.
c.    Diaduk dengan pengaduk kaca  hingga seluruh NaOH larutan sempurna.
d.   Dipindahkan larutan dari gelas beker kedalam labu ukur 1000 ml.
e.    Tambahkan aquades hingga tanda batas pada labu ukur. Ditutup dan di kocok hingga homogen.

3.3.2. Titrasi
Dalam melakukan titrasi ada beberapa tahap tahap yang perlu diketahui yaitu:
a.    Bersihkan buret dan bilas dengan NaOH yang akan dipakai sebanyak 3 tetes ≠ 5 ml, kemudian masukan larutan NaOH kedalam buret menggunakan corong sampai volumenya melebihi skala nol buret, kemudian turunkan volume larutan NaOH pada buret samapai tepat skala nol.
b.    Pipet 10 ml Larutan asam yang akan ditentukan konsentrasinya dengan menggunakan pipet gondok dan masukan kedalam labu erlenmeyer dengan teknik yang benar.
c.    Tambakan aquades kedalam labu erlenmeyer 5 ml untuk membilas larutan yang menempel pada dinding labu erlenmeyer, tamb ahkan 3 tetes indikator phenolphtalein.
d.   Lakukan titrasi dengan cara meneterkan larutan NaOH dari buret secara perlahan-lahan tetes demi tetes sampai larutan akan berubah warna.
e.    Catat keadaan akhir buret yang menunjukan volume larutan NaOH yang dipakai yakni selisih volume semula denngan volume akhir.
f.     Ulangi percobaan sebanyak 2 kali (lakukan duplo).
g.    Hitung konsentrasi yang telah dititrasi (molaritas dan normalitas, pengenceran).


h.     

IV.        HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.        Hasil pengamatan
Tabel. 1 Hasil Pengamatan pembuatan larutanNaOH 0,1 N
No.
Nama Bahan Baku
Jumlah
1.
NaOH
0,4 g
2.
H2O
100 ml

Tabel. 2 Hasil Pengamatan Asam Basa
No
Larutan Awal
Indikator
Titrasi
Hasil
Nama
Jumlah
Nama
Jumlah
Nama
Jumlah
1.
HCL
10 ml
PP
3 tetes
NaOH
0,1 N
23 ml
ungu
2.
HCL
10 ml
Pp
3 tetes
NaOH
0,1 N
22 ml
ungu
Rata-rata
10 ml

3 tetes

22,5


4.2.            Pembahasa
4.2.1.      Pembuatan larutan NaOH 0,1 N
Dari hasil tabel. 1 pengamatan pembuatan larutan NaOH 0,1 N ada dua bahan yang digunakan yaitu: a). Bahan baku NaOH; dan b). H2O. NaOH yang di gunakan yaitu 0,4 g dan dilarutkan bersama H2O sebanya 100 ml hingga menjadi larutan jenuh. Adapun cara menghitung larutan NaOH 0,1 N yaitu:
Rumus :  N    = M                                 
9   = M . V = 0,1 . 40 . 1         O
                   = 49
Na= 23
O  = 16
H  =  
                            
4.2.2.      Titrasi Asam Basa
Hasil pengamatan titrasi asam basa dilakukan dua kali percobaan, percobaan pertama larutan awal HCL dengan jumlah 10 ml ditambahkan indikator PP (Phenolphtatein) 3 tetes dengan mentitrasikan NaOH 0,1 N 23 ml akan menghasilakan perubahan warna ungu. Adapun percobaan kedua larutan awal HCL dengan jumlah 10 ml ditambahkan indikator PP (Phenolphtatein) 3 tetes dengan mentitrasikan NaOH 0,1 N 22 tetes akan menghasilkan perubahan warna ungu. Perbedaan percobaan pertama dan kedua hanya di hasil titrasi NaOH 0,1 N, percobaan pertama NaOH 0,1 N 23 ml dan percobaan kedua NaOH 0,1 N yaitu 22 ml jadi rata-rata NaOH 0,1 N adalah 22,5 ml.
            Perubahan warna yang terjadi di titrasi asam basa yaitu  adanya pelarutan NaOH, HCL dan Indikator PP sehingga mencapi titik akhir yang adapt terjadi sesudah titik eqiuvalen tercapai (titik akhir titrasi).
Rumus : V1 . M1 = V2 . M2
                  
Ket      : M1               = Molaritas/konsentrasi NaOH
              V1   = Volume titrasi NaOH
              M2 = Konsentrasi HCL
              V2   = Volume HCL
Dik      : M1   = 0,1 N
              V1   = 10 ml
              V2   = 22,5 m
Dit       : M2 . . . ?
              M2  = V1 . M1
                             V2
                      = 22,5 . 0,1
                             10
                      = 0,225 N
             



V.       PENUTUP

5.1.        Kesimpulan
Mentitrasikan  suatu bahan kimia kuantitatif yang dilakukan dengan  menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan dianalisis.
Titrasi asam basa menggunakan tiga bahan yaitu: a). NaOH 0,1 N; b). HCL; dan c). Indikator PP. Agar titrasi asam basa bisa di amati yaitu dengan mencampurkan tiga bahan tersebut hingga mencapai titik eqiuvalen sehingga NaOH 0,1 N menjadi netral.






DAFTAR PUSTAKA

Arham, 2013. Pengertian asam basa menurut para ahli. (http://arham07.blogspot.com/2013) diakses pada tanggal 04 April 2015

Anonim,  2014. Kegunaan asam basa dan  indikator (http://id.wikipedia.org) diakses pada 04 April 2015
Anonim, 2012. Pengertian titrasi ( http://popokberuk.blogspot.com) diakses pada tanggal 04 april 2015
Winanti, 2012. Titrasi asam basa (http://jasakalibrasi.net) diakses pada 04 April 2015.

Zaid Muhamad, 2008. Bisa Kimia.Gramedia.Bandung




 





3 komentar:

  1. Pada dasarnya sih artikel ini oke banget yak. cuma yak gitu, font nya gak kuku gaaan.. however tks artikelnya.. bikin pintar gan!!

    BalasHapus
  2. okke terimakasih atas maskn dan sarannya..

    BalasHapus
  3. Best online casino - all you need to know
    Best online casino for US www.ambienshoppie.com players 2021 | Bonus & Games

    BalasHapus